Menjadi
aktivis organisasi adalah suatu kebanggaan tersendiri, khususnya untuk
orang-orang yang bercita-cita tinggi. Dengan aktif di berbagai
organisasi, orang akan mempunyai semangat hidup yang lebih dan
pengalaman tambahan untuk bisa berperan aktif dalam masyarakat.
Tips-tips di bawah ini akan sangat bermanfaat bagi para aktivis, agar
bisa menjadi semacam organ dalam tubuh organisasi.
1. Pelajari sejarah organisasi.
Sejarah
organisasi penting untuk diketahui. Sebab dengan mengetahui sejarah
organisasi, orang akan tahu jati diri organisasi tersebut dan tujuan
pendiriannya, sehingga ia bisa melakukan pengembangan-pengembangan yang
sesuai. Sejarah yang perlu diketahui seperti tentang pendirian
organisasi (mengapa didirikan dan siapa saja pendirinya), perkembangan
organisasi dari masa ke masa, pandangan dan langkah tokoh-tokoh
organisasi, hubungan dengan organisasi lain, dsb.
2. Pelajari AD/ART organisasi.
Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) adalah peraturan tertinggi
organisasi yang sangat penting, ibarat kitab suci untuk agama. Tanpa
AD/ART, organisasi akan berjalan tanpa arah dan pengurusnya rentan untuk
terpecah-belah. Jika AD/ART organisasi ada, maka mempelajarinya akan
memperjelas gambaran bentuk organisasi, meminimalisir terjadinya
kesalahpahaman antar anggota, dan memutuskan sengketa dalam organisasi.
Jika AD/ART organisasi belum ada, maka penting untuk dibuat dengan
kesepakatan bersama, agar organisasi bisa lebih terarah dan bersatu.
3. Kenali susunan pengurus organisasi.
Seorang aktivis perlu mengetahui jumlah pengurus di organisasinya, nama-nama dan jabatan-jabatan mereka, dan tugas-tugas mereka. Aktivis
yang percaya diri juga bisa mencoba berkenalan dengan mereka. Dengan
mengenal pengurus-pengurus organisasi, seorang aktivis bisa lebih
menyatu dengan organisasi dan mudah menyampaikan saran dan kritiknya.
4. Ikuti kegiatan-kegiatan organisasi.
Aktivis
yang baik perlu menunjukkan solidaritas dan kecintaannya pada
organisasi, dengan cara mengikuti semua kegiatan organisasi yang bisa ia
ikuti. Bahkan aktivis yang fanatik akan berusaha ikut andil dalam
menyukseskan kegiatan-kegiatan organisasi, seperti menjadi atau membantu
panitia, atau mengajak anggota lain untuk berangkat bersama menghadiri
kegiatan tersebut. Karena kesuksesan kegiatan organisasi adalah
kebanggaan bersama, dan kegagalannya adalah kegagalan bersama.
5. Ikuti perkembangan organisasi.
Aktivis
yang baik juga perlu mengikuti setiap perkembangan organisasi.
Misalnya, adakah hal baru yang terjadi mengenai organisasi, apa saja
rencana kegiatan organisasi, bagaimana kabar tokoh-tokoh organisasi,
bagaimana keadaan dan penggunaan uang organisasi, hubungan organisasi
dengan organisasi lain, dsb. Setelah mengetahui perkembangan organisasi,
seorang aktivis bisa mengabarkan perkembangan tersebut pada anggota
lain, mendiskusikannya, atau menyampaikan pandangannya kepada pengurus
organisasi.
6. Bedakan masalah pribadi dengan masalah organisasi.
Bukti
kematangan berorganisasi seseorang adalah bisa membedakan masalah
pribadi dengan masalah organisasi. Aktivis yang baik harus berusaha
melakukannya. Misalnya, menaati atasan, siapapun orangnya; perbedaan
pendapat disampaikan dalam rapat, dan setelah keputusan diambil, maka
harus ditaati bersama; perbedaan pendapat dalam organisasi jangan sampai
merusak hubungan pribadi; masalah pribadi juga jangan sampai
mempengaruhi hubungan dalam organisasi; dan kepentingan organisasi
didahulukan atas kepentingan pribadi.
7. Berusahalah memajukan organisasi.
Menjadi
aktivis organisasi adalah sebuah pilihan. Ketika seseorang sudah masuk
ke dalam sebuah organisasi, ia mempunyai tanggung jawab untuk memajukan
organisasi tersebut. Aktivis yang baik harus berusaha terus memajukan
organisasi. Misalnya, mengusulkan kegiatan dan pengembangan yang
bermanfaat, berusaha menambah anggota, mengusulkan AD/ART atau aturan
organisasi lainnya, berusaha memperbaiki kekurangan organisasi,
mengusahakan adanya dana abadi, meminta peningkatan SDM dengan
mengadakan diklat-diklat, dsb. []
Dimuat di majalah IJTIHAD, edisi 24/Rabiul Awal/Th. XIII/1427
0 komentar:
Posting Komentar