Selasa, 01 Januari 2013

Massa GP Ansor Gresik Bakar LKS yang Melecehkan GusDur


GRESIK 
– Puluhan anggota Gerakan Pemuda Ansor Gresik membakar LKS (lembar kerja siswa) mata pelajaran Sejarah yang mencemarkan nama baik KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Selasa (11/12).
Pembakaran di depan Kantor Dinas Pendidikan, Jalan Arief Rahman Hakim tersebut menandai permintaan black list penerbit, CV Hayati Tumbuh Subur di seluruh Indonesia.
Pembakaran LKS di depan gedung Diknas gresik tersebut adalah puncak dari aksi unjuk rasa yang digelar puluhan aktivis GP Ansor yang sebelumnya menggelar orasi. Para Demonstran juga membawa puluhan poster bertuliskan kecaman dan desakan agar LKS segera ditarik dari peredaran.
“Kami mendesak pimpinan Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik untuk bertanggungjawab atas beredarnya LKS mata Pelajaran Sejarah yang melecehkan Gus Dur,” ucap Korlap Aksi Agus Junaedi yang sekaligus Sekretaris DPC Ansor Gresik.
Menanggapi aksi tersebut, Kepala Diknas Kabupaten Gresik M Nadlif mengatakan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan semua kepala SMA/MA se-Kabupaten Gresik untuk mengklarifikasi LKS Sejarah yang menyesatkan tersebut.
“Kami sudah kumpulkan kepala sekolah. Hasil dari klarifikasi kami, ternyata di Gresik hanya ada dua SMA yang menggunakan LKS tersebut. Yaitu, di SMA Negeri 1 Manyar dan SMA Islam Duduksampeyan. Hanya di SMA Islam Duduksampeyan sudah ditarik dan tidak dipakai,” ungkapnya di hadapan massa Ansor Gresik.
Di hadapan massa aksi, Nadlif meminta maaf jika pihaknya telah kecolongan atas terpakainya LKS Sejarah di sekolahan yang ada di Kabupaten Gresik. Nadlif mengaku tidak dapat berbuat banyak, karena pemilihan LKS tersebut menjadi kewenangan gurunya. Bahkan, seharusnya LKS Sejarah itu yang membuat gurunya.
“Tetapi di SMA Negeri 1 Manyar, gurunya ingin yang mudah dengan memakai LKS terbitan CV Hayati Tumbuh Subur,” tegasnya lagi.
Meski begitu, Nadlif menyebutkan bila Kepala SMA Negeri 1 Manyar sudah menarik dan tidak memakai LKS Sejarah tersebut. Pihak SMA Negeri 1 Manyar sudah menegur guru mata pelajaran Sejarah. Bahkan, Kepala SMA Negeri 1 Manyar dan dirinya selaku Plt Kepala Dinas Pendidikan sudah membuat surat permintaan maaf kepada masyarakat Nahdliyyin.
“Surat tersebut akan kami tembuskan ke Pengurus GP Ansor Gresik,” katanya.
Pernyataan tersebut ternyata belum membuat pengurus GP Ansor Gresik puas. Wakil Ketua PC GP Ansor Gresik M Sholahuddin menegaskan, bila permintaan maaf bukan hanya ditujukan kepada warga Nahdliyyin. Tetapi, harus ditujuklan mepada masyrakat Indonesia, karena Gus Dur bukan hanya milik warga NU, tetapi milik Bangsa Indonesia.
“Kami juga meminta Diknas membuat surat keberatan atas terbitnya LKS Sejarah oleh CV Hayati Tumbuh Subur. Bahkan, harus di-black list. Karena penerbit itu memuat pelajaran yang menyesatkan bagi sejarah Indonesia,” tukasnya lagi.

0 komentar:

Posting Komentar