skip to main |
skip to sidebar
Koleksi Mp3 Adzan
-
Adzan Subuh - 128 kbps
44 kHz -
Download > (2.9 Mb)
-
Adzan Makkah - 56 kbps
22 kHz -
Download >
(1.3 Mb)
-
Adzan Madinah - 32
kbps 16 kHz -
Download > (668 Kb)
-
Adzan Mesir - 32 kbps
16 kHz -
Download > (871 Kb)
-
Adzan Turki - 56 kbps
22 kHz -
Download >
(1.6 Mb)
-
Adzan Al Aqsa 1 - 64
kbps 22 kHz -
Download > (1.4 Mb)
-
Adzan Al Aqsa 2 - 64
kbps 22 kHz -
Download > (1.7 Mb)
-
-
-
-
Jika disuruh memilih, ternyata Iblis lebih menyukai ibadah shalat yang
dilakukan orang mukmin yang bodoh daripada mengganggu tidurnya orang
yang alim dan berilmu. Pengakuan Iblis itu disampaikan kepada Rasulullah
SAW.
Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW hendak memasuki
masjid, Beliau melihat iblis sedang berada di pintu masjid. Iblis itu
tampak gusar dan ragu antara masuk masjid dan tidak.
Maka Rasulullah SAW pun bertanya,
"Wahai Iblis, apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Rasulullah SAW.
"Aku hendak masuk masjid dan merusak shalatnya orang itu. Tetapi aku
merasa takut terhadap orang yang sedang tidur di situ," kata iblis
sambil menunjuk orang yang sedang tertidur di masjid.
Rasulullah SAW bertanya lagi,
"Wahai Iblis, mengapa engkau takut terhadap orang yang sedang tidur dan
tidak takut kepada orang yang sdeang shalat dan bermunajat kepada
Allah?"
PENGAKUAN IBLIS.
Iblis tak dapat menyembunyikan rahasia di hadapan Rasulullah SAW, ia pun dengan gamblang menguraikan alasannya.
"Ya Rasulullah, orang yang sedang shalat tersebut adalah orang yang
bodoh, ia tidak tahu syarat hukumnya shalat, tuma'ninah, dan tidak bisa
shalat dengan khusyuk.
Sedangkan orang yang sedang tidur itu adalah
orang yang alim, maka jika aku merusak shalatnya orang bodoh itu, aku
khawatir, dia akan membangunkan orang yang sedang tidur itu dan kemudian
mengajari dan membetulkan shalatnya orang yang bodoh tadi," jelas Iblis
ketakutan.
Oleh karena itu Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Tidurnya orang alim itu lebih baik daripada ibadahnya orang yang bodoh."
Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW juga bersabda,
"Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya."
Hal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW dan ditujukan bagi orang yang
tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk shalat di malam harinya.
Subhanallah...
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama
terkunci. Dan semoga ALLAH senantiasa membimbing kita dalam ketaatan dan
keimanan kita kepada ALLAH SWT. Aamiin.
Pada suatu
Jumat, warga Madinah digemparkan dengan suara tangis yang amat pilu dan
tak ujung henti. Suara yang seperti rengekan bayi itu berasal dari
Masjid Nabawi.
Para sahabat Rasul yang berada di masjid pun kebingungan, siapa gerangan yang menangis. Saat itu, mereka tengah berkumpul untuk menjalankan shalat Jumat.
Tangisan terdengar sesaat ketika Rasulullah memberikan khutbah.
Mendengarnya, Rasulullah pun turun dari mimbar menunda khutbahnya. Sang
Nabiyullah kemudian mendekati sebuah pohon kurma. Beliau mengelusnya,
kemudian memeluknya.
Maka, berhentilah suara tangisan itu.
Ternyata, si pohon kurma itulah yang menangis. Hampir saja pohon itu
terbelah karena jerit tangisnya.
Sejak Masjid Nabawi berdiri,
pohon kurma itu telah di sana. Tak hanya menjadi tonggak, pohon kurma
tersebut selalu menjadi sandaran Nabi acapkali beliau memberikan
khutbah. Si pohon selalu menanti hari Jumat karena pada hari itu ia akan
mendampingi Nabi memberikan nasihat kepada kaum Muslimin.
Sejak Jumat pertama masjid berdiri, ia selalu setia dan bahagia menemani Nabi Muhammad. Hingga hari Jumat itulah ia menangis.
Beberapa hari sebelum Jumat yang pilu bagi si pohon, seorang wanita tua
Anshar mendatangi Rasulullah. Ia memiliki putra seorang tukang kayu dan
ia menawarkan sebuah mimbar untuk Rasul. “Wahai Rasulullah, maukah kami
buatkan mimbar untuk Anda?” ujarnya. Rasulullah pun menjawab, “Silakan
jika kalian ingin melakukannya,” ujar beliau.
Maka, pada Jumat
keesokan hari, mimbar Rasul telah siap digunakan. Mimbar itu pun
diletakkan di dalam masjid. Saat Rasul menaiki mimbar, menangislah si
pohon karena ia tak lagi menjadi “teman” Rasul dalam khutbah Jumat
seperti biasa. “Pohon ini menangis karena tak lagi mendengar nasihat
yang biasa disampaikan di sampingnya,” ujar Rasul setelah memeluk pohon
tersebut.
Setelah dipeluk Nabiyullah, si pohon bahagia. Ia tak
lagi menangis dan dirundung kesedihan. Meski tak lagi mendampingi Nabi,
mendapat pelukan dari Nabi cukup mengobati rasa sedihnya. Rasulullah pun
berkata kepada para sahabat, “Kalau tidak aku peluk dia, sungguh dia
akan terus menangis hingga hari kiamat,” sabda Nabi.
Kisah
pohon kurma yang menangis ini sangat populer dalam kisah Islami. Banyak
rawi yang meriwayatkan hadis tersebut, sehingga tak perlu lagi
dipertanyakan kesahihannya.
Para sahabat banyak meriwayatkannya, baik Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Jabir, Ibnu Umar, dan lain sebagainya.
Kisah ini menunjukkan betapa seluruh makhluk, bahkan pohon sekalipun,
mencintai Rasulullah. Maka, sangat mengherankan jika manusia yang
berakal dan mengetahui keluhuran akhlah beliau kemudian tak jatuh cinta
kepada sang Nabi Saw.
Subhanallah...
Semoga kita termasuk umat yang dirindukan Rasulullah SAW. Aamiin